
Pernah denger istilah tangga nada mayor dan minor? Pasti sering banget kan, terutama kalau kamu suka dengerin lagu-lagu atau lagi belajar musik Nah, artikel ini bakal ngebedah tuntas perbedaan keduanya, dari yang paling dasar sampai ke hal-hal yang mungkin belum kamu ketahui Siap-siap, perjalanan musikal kita akan dimulai!
Mengenal Lebih Dekat: Apa Itu Tangga Nada?
Sebelum kita bahas perbedaan mayor dan minor, kita perlu ngerti dulu apa itu tangga nada Bayangin tangga rumah kamu, ada anak tangga yang naik turun kan? Nah, tangga nada itu mirip banget, cuma anak tangganya berupa nada-nada musik Tangga nada adalah susunan nada-nada yang berurutan, dari nada terendah sampai nada tertinggi, dengan interval-interval tertentu Interval ini yang menentukan karakteristik tangga nada, apakah dia mayor, minor, atau jenis tangga nada lainnya. Intinya, tangga nada ini adalah pondasi dari sebuah lagu, menentukan mood dan karakteristiknya.
Si Ceria: Tangga Nada Mayor
Tangga nada mayor, umumnya diidentifikasikan dengan nuansa yang ceria, gembira, dan optimis Bayangin aja lagu-lagu anak-anak yang riang, atau musik-musik di film komedi, banyak yang menggunakan tangga nada mayor Kenapa bisa begitu? Karena rumus intervalnya yang unik Tangga nada mayor memiliki interval: tonik-mayor kedua-mayor ketiga-mayor keempat-mayor kelima-mayor keenam-mayor ketujuh-oktaf
Coba perhatikan, semua intervalnya “mayor” Ini yang bikin suasananya terasa terang dan menyenangkan Interval mayor ini menciptakan jarak antara nada-nada yang terasa “lega” dan “seimbang” gak ada yang terlalu mepet atau terlalu jauh Rasanya kayak lagi jalan-jalan di taman yang luas dan cerah, semuanya terasa nyaman dan harmonis
Contoh tangga nada mayor yang paling mudah diingat adalah tangga nada C mayor Susunan nadanya adalah C-D-E-F-G-A-B-C Coba kamu nyanyikan atau mainkan di alat musik, rasakan sendiri betapa cerianya melodi yang dihasilkan Gak cuma C mayor, ada banyak tangga nada mayor lainnya, seperti G mayor, D mayor, A mayor, dan masih banyak lagi, masing-masing punya karakteristik yang sedikit berbeda, tapi tetap berakar pada karakter ceria dari tangga nada mayor
Si Sendu: Tangga Nada Minor
Berbeda dengan mayor, tangga nada minor seringkali dikaitkan dengan nuansa yang sedih, melankolis, atau misterius Bayangin lagu-lagu sedih yang bikin kamu terharu, atau musik-musik di film horor yang bikin bulu kuduk merinding, banyak yang menggunakan tangga nada minor Nah, ini karena rumus intervalnya yang berbeda
Tangga nada minor punya beberapa jenis, yang paling umum adalah minor alami, minor harmonik, dan minor melodik Minor alami memiliki interval: tonik-mayor kedua-minor ketiga-mayor keempat-mayor kelima-minor keenam-minor ketujuh-oktaf Perhatikan, ada interval minor di dalamnya, khususnya di tangga ketiga dan keenam Interval minor ini menciptakan jarak antara nada-nada yang terasa lebih “dekat” dan “sedikit tegang” Rasanya kayak lagi merenung sendirian di malam yang sunyi, ada perasaan yang dalam dan sedikit sendu
Contoh tangga nada minor yang umum adalah A minor Susunan nadanya adalah A-B-C-D-E-F-G-A Coba kamu nyanyikan atau mainkan, rasakan sendiri perbedaannya dengan C mayor Lebih sendu kan? Minor alami ini memang paling “murni” dan “sedih”, tapi masih ada minor harmonik dan minor melodik yang punya karakteristik unik masing-masing
Minor harmonik menambahkan interval mayor ketujuh, membuatnya terdengar lebih “tajam” dan “dramatis” Sementara minor melodik mengubah interval keenam dan ketujuh saat naik, menjadi mayor keenam dan mayor ketujuh, membuatnya terdengar lebih “ceria” di bagian naiknya Ini yang bikin tangga nada minor punya variasi yang lebih banyak dan kompleks daripada tangga nada mayor
Lebih Dalam Lagi: Perbedaan Harmonis
Perbedaan antara mayor dan minor nggak cuma soal intervalnya aja, tapi juga soal harmoninya Harmonisasi adalah cara kita menggabungkan beberapa nada untuk menciptakan akord Akord-akord dalam tangga nada mayor cenderung stabil dan “enak didengar”, sedangkan akord-akord dalam tangga nada minor cenderung lebih tegang dan “sedikit tidak nyaman”, tapi justru itulah yang membuat minor terasa unik dan menarik
Contohnya, akord mayor (seperti C mayor) terasa penuh dan kokoh, sedangkan akord minor (seperti C minor) terasa lebih lembut dan melankolis Perbedaan ini juga terlihat di akord-akord lainnya dalam tangga nada mayor dan minor Akord-akord dalam tangga nada mayor biasanya memiliki fungsi yang lebih jelas dan stabil, sedangkan akord-akord dalam tangga nada minor seringkali memiliki fungsi yang lebih ambigu dan kompleks
Ini yang membuat komposer bisa bermain-main dengan emosi pendengar Mereka bisa menciptakan klimaks yang dramatis dengan menggunakan akord-akord minor yang tegang, lalu meredakannya dengan akord-akord mayor yang stabil Perpaduan antara mayor dan minor inilah yang seringkali menciptakan keindahan dan kedalaman dalam sebuah lagu
Bukan Cuma Ceria dan Sedih: Fleksibilitas Mayor dan Minor
Meskipun umumnya dikaitkan dengan ceria dan sedih, tangga nada mayor dan minor sebenarnya jauh lebih fleksibel daripada itu Konteks penggunaan, instrumen yang digunakan, dan aransemen musik bisa mengubah persepsi kita terhadap sebuah tangga nada
Contohnya, tangga nada minor bisa digunakan untuk menciptakan suasana yang misterius, menyeramkan, atau bahkan romantis, tergantung bagaimana kita mengaransemennya Begitu juga dengan tangga nada mayor, bisa digunakan untuk menciptakan suasana yang heroik, megah, atau bahkan sedikit ironis, tergantung konteksnya
Jadi, jangan terlalu terpaku pada persepsi umum tentang mayor dan minor Eksplorasi dan kreativitaslah yang akan menentukan bagaimana sebuah tangga nada bisa digunakan untuk mengekspresikan berbagai macam emosi dan suasana